Senin, 24 Desember 2012
Kamis, 20 Desember 2012
evaluasi
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dalam buku yang berjudul Curriculum
Plannning and Develoment mengatakan
bahwa Evaluasi adalah proses untuk menilai
kinerja pelaksanaan suatu kurikulum artinya evaluasi tidak akan terjadi
kecuali telah mengetahui tujuan yang akan dicapai, tujuan tersebut harus
diperiksa hal-hal yang telah dan sedang dilakukan serta evaluasi harus
mengambil kesimpulan berdasarkan kriteria tertentu. Kurikulum
juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan
akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka kita tidak akan mengetahui kelemahan kurikulum tersebut pada saat
pelaksanaan dilapangan. Tulisan ini akan membahas mengenai pengertian
evaluasi kurikulum, pentingnya evaluasi kurikulum dan masalah yang dihadapi
dalam melaksanakan evaluasi kurikulum.
Selama ini model kurikulum yang
berlaku adalah model kurikulum yang bersifat akademik. Kurikulum yang demikian cenderung terlalu berorientasi pada isi atau bahan
pelajaran. Berdasarkan hasil beberapa penelitian ternyata model kurikulum yang
demikian kurang mampu meningkatkan kemampuan anak didik secara optimal. Hal ini
terbukti dari rendahnya kualitas pendidikan kita dibandingkan dengan negara
lain. Sebagai contoh bahwa di beberapa negara Asean menunjukkan bahwa
keterampilan membaca siswa kelas IV SD berada pada tingkat terendah, untuk mata
pelajaran matematika berada pada urutan ke 32 pada tingkat SMP. Bukti ini hanya sebagian kecil saja dari
keterpurukan output pembelajaran yang selama ini dikembangkan berdasarkan
kurikulum akademik yang berlaku.
Dampak lain dari implementasi
kurikulum akademik ini ternyata tidak mampu memberikan nilai etika, moral, dan
nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan siswa dimanapun ia berada. Maka dengan
adanya evaluasi diharapkan dapat memperbaiki aspek-aspek diatas sehingga model
kurikulum yang diterapkan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas telah menghasilkan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :
1.
Apa pengertian evaluasi kurikulum?
2.
Apa saja yang menjadi aspek-aspek dari evaluasi kurikulum?
3.
Apa saja tinjauan masing-masing konsep/model evaluasi kurikulum?
4.
Apa tujuan dari evaluasi kurikulum?
5.
Apa fungsi evaluasi kurikulum?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui pengertian evaluasi kurikulum
2.
Untuk mengetahui apa saja aspek-aspek
dari evaluasi kurikulum
3.
Untuk memahami tinjauan masing-masing konsep/model evaluasi kurikulum
4.
Untuk mengetahui tujuan dari evaluasi kurikulum
5.
Untuk memahami fungsi dari evaluasi kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Kurikulum
Evaluasi
kurikulum memang sangat penting untuk mencapai tujuan pendidikan. dan kurikulum
itu sendiri semakin berkembang seiring berjalannya waktu dan praktik pendidikan
yang harus disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin maju pula. dan karena kurikulum itu sendiri bersifat
dinamis maka dalam praktik dan perkembangannya membutuhkan evaluasi. pengertian
evaluasi kurikulum itu berbeda-beda sesuai dengan pengertian kurikulum yang
berbeda-beda pula. berikut adalah pengertian evaluasi terlebih dahulu menurut para ahli:
1. Stephen Wiseman dan Dauglas Pidgeson
dalam bukunya yang berjudul Curriculum
Evaluation, evaluasi yaitu perbuatan
pertimbangan berdasarkan seperangkat kriteria yang disepakati dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Dalam buku The School Curriculum, Evaluasi dinyatakan sebagai suatu proses
pengumpulan data secara sistematis, yang bertujuan untuk membantu pendidik
untuk memahami dan menilai suatu kurikulum, serta memperbaiki metode pendidikan.
Evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui dan memutuskan apakah
program yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan semula.
3. selain itu dalam buku Curriculum Planning and Development,
dinyatakan bahwa Evaluasi adalah proses untuk menilai kinerja
pelaksanaan suatu kurikulum. yang di dalamnya ada tiga makna yaitu:
a. Evaluasi tidak akan terjadi kecuali
telah mengetahui tujuan yang akan dicapai.
b. Untuk mencapai tujuan tersebut harus
diperiksa hal-hal yang telah dan sedang dilakukan.
c. Evaluasi harus mengambil kesimpulan
berdasarkan kriteria tertentu.
Berikut adalah
pengertian Evaluasi Kurikulum menurut para ahli:
1. Tyler, 1949 Evaluasi kurikulum adalah upaya untuk
menentukan tingkat perubahan yang terjadi pada hasil belajar (behavior).
2. Orint M, 1993 Evaluasi kurikulum
yaitu memberikan pertimbangan berdasarkan kriteria yang disepakati dan data
yang diperoleh di lapangan.
3. Cronbach, 1980 Evaluasi kurikulum yaitu proses pemeriksaan
sitematis terhadap peristiwa yang terjadi pada waktu suatu kurikulum
dilaksanakan dan akibat dari pelaksanaan
kurikulum tersebut.
B. Aspek-Aspek Evaluasi Kurikulum
Evaluasi
kurikulum merupakan suatu bidang yang berkembang dengan cepat, termasuk
evaluasi terhadap implementasi kurikulum. evaluasi kurikulum sendiri terdiri
dari berbagai aspek yang saling berhubungan, dan yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
1. Keterkaitan antara Evaluaasi
Kurikulum dan Pengembangan Kurikulum
a. Evaluasi Kurikulum dan Sistem
Kurikulum
Secara
fungsional evaluasi kurikulum merupakan bagian dari sistem kurikulum. sistem
kurikulum ini mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu pengembangan kurikulum,
pleaksanaan kurikulum, dan evaluasi efek sistem kurikulum.
Evaluasi
kurikulum minimal berfokus pada empat bidang, yaitu evaluasi terhadap
penggunaan kurikulum, desain kurikulum, hasil dari siswa, dan sistem kurikulum.
efek dari evaluasi akan memulihkan kinerja dari berbagai bagian dari sistem
kurikulum. seleksi dan pengorganiisasian pihak-pihak pengambang kurikulum,
prosedur penyususnan, pengaturan dan pelaksanaan kurikulum, fugsi koordinator
dalam tim penyusunan, pengaruh tingkat guru dan kondisi pengajaran terhadap
kurikulum, semuanya perlu dievaluasi dan hasilnya dapat memperbaiki sistem
kurikulum secara keseluruhan.
b. Evaluasi Kurikulum dan Pengembangan
Kurikulum
masalah yang
biasanya dibahas oleh pengmbang kurikulum yaitu kapan diadakan evaluasi
kurikulum, dan pada posisi mana serta apa makna evaluasi kurikulum pada proses
pengembangan kurikulum. Tayler berpendapat bahwa evaluasi kurikulum minimal
terjadi dua kali, yaitu pada awal dan akhir pengembangan kurikulum, agar dapat
mengukur dalam jangka waktu tersebut yang telah ditetapkan. dan ia berpendapat
bahwa hal tersebut harus dilaksanakan bertutut-turut sepanjang proses
pengembangan kurikulum yang terdiri dari empat tahapan, yaitu penentuan tujuan
pendidikan, pemilihan pengalaman pembelajaran,pengorganisasian pengalaman
pembelajaran, dan evaluasi efek pembelajaran.
pengembangan
kurikulum ialah proses yang meliputi kegiatan untuk melaksanakan percobaan
evaluasi, sehingga kekurangan yang ditemukan dapat diperbaiki untuk hasil yang
lebih baik. evaluasi dalam penyusunan dan perancangan kurikulum sangat sulit,
dan tidak memiliki criteria yang sama.
berikut adalah
empat keadaan yang harus dihindari dalam mengembangkan fungsi dan makna
evaluasi kurikulum terhadap pengembangan kurikulum, yaitu:
1) apabila dalam desain kurikulum tidak
terdapat rancangan evaluasi, desain seperti ini tidak perlu dilaksanakan.
2) apabila dalam proses evaluasi
terjadi penyimpangan tujuan evaluasi.
3) apabila tidak menghiraukan
kesimpulan dan penilaian evaluasi yang sudah ada.
4) evaluasi sering digunakan sebagai
alat peserta didik, yang sebenarnya harus menimbulkan kepercayaan diri pada
peserta didik.
2.
Prinsip-Prinsip
Evaluasi Kurikulum
Adapun prinsip-prinsip dalam
evaluasi kurikulum adalah sebagai berikut:
a. Tujuan tertentu, maksudnya yaitu
setiap program evaluasi kurikulum itu terarah dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukan secara jelas dan spesifik. Tujuan-tujuan itu pula yang mengarahkan
berbagai kegiatan dalam proses pelksanaan evaluasi kurikulum.
b. Bersifat objektif, maksudnya harus
sesuai dengan kenyataan yang ada. bersumber dari data yang ada nyata dan akurat
yang diperoleh dari instrument yang benar.
c. Bersifat komperhensif, yaitu
mencakup semua dimensi atau aspek yang terdapat dalam ruang lingkup kurikulum.
Seluruh komponen kurikulum harus mendapat perhatian dan pertimbangan secara seksama
sebelum diadakan pengambilan keputusan.
d. kooperatif dan bertanggung jawab
dalam perencanaan, plaksanaan dan keberhasilan program evaluasi itu adaah
tanggung jawab bersama pihak-pihak yang terkait dan saling terlibat dalam
proses pendidikan seperti, guru, kepala sekolah, penilik, orang tua, dan juga
siswa itu sendiri. disamping tanggung jawab utama lembaga penelitian dan
pengembangan.
e. Efisien, maksudnya efisien dalam
penggunaan waktu, biaya, tenaga, dan peralatan yang menjadi penunjang. sehingga
hasil evaluasi harus diupayakan lebih tinggi atau seimbang dengan materil yang
digunakan.
f. berkesinambungan,
hal ini berkaitan dengan adanya perbaikan kurikulum. sehingga peran guru dan kepala sekolah sangat penting,
karena merekalah yang mengtahui pelaksanaan, permasalahan, dan keberhasilan
dari kurikulum yang diterapkan.
3.
Jenis-Jenis Strategi Evaluasi
Teori
evaluasi mengandung kerangka kerja konseptual bagi pengmbangan strategi
evaluasi. oleh sebab itu penting dirumuskan apa yang dimaksud dengan evaluasi.
perumusan yang tepat akan menjadi landasan dalam pelksanaannya, dan sebaliknya
jika perumusan itu kurang kuat, dapat menjadi penyebab utama terjadinya
kegagalan dalam evaluasi.
Dahulu evaluasi evaluasi
didefinisikan sebagai kegiatan yang disamakan dengan pengukuran dan juga tes.
pernyataan tersebut tidak sejalan dengan perilaku dan tujuan, serta memunculkan
jurang perbedaan yang dalam antara pertimbangan professional dan program.
Saat ini telah dikembangkan suatu
definisi yang memandang evaluasi sebagai suatu hal yang sangat penting, karena
memberikan informasi dalam proses pembuatan keputusan. Oleh karena itu strategi
evaluasi dikembangkan berdasarkan asumsi-asumsi berikut:
a. mutu program bergantung pada mutu
keputusan yang dibuat.
b. mutu keputusan bergantung pada
kemampuan manajer untuk mengidentifikasi berbagai alternative yang terdapat
berbagai situasi keputusan, melalui berbagai pertimbangan yang seksama.
c. dalam pembuatan keputusan yang
seksama, dibutuhkan informasi yang tepat dan dapat dipercaya.
d. pengadaan informasi tersebut
memerlukan alat yang sistematis.
e. proses pengadaan informasi bagi
pembuatan keputusan erat hubungannya dengan konsep evaluasi yang digunakan.
kerangka
pengertian yang berpijak pada berbagai asumsi di atas secara jelas memandang
evaluasi sebagai analisis dalam upaya
perbaikan program, bukan sebagai kritik terhadap program. secara lebih tegas
evaluasi bertujuan untuk menyediakan informasi bagi pembuat keputusan. berikut
adalah empat jenis keputusan yang berkaitan dengan pertimbangan dalam menilai
suatu program:
1) keputusan-keputusan perencanaan yang
ditunjukan bagi perbaikan yang dibutuhkan pada daerah tertentu, tujuan umum dan
tujuan khusus.
2) keputusan-keputusan pemograman
khusus yang berkenaan dengan prosedur, personel, fasilitas, anggaran biaya, dan
tuntutan waktu dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan.
3) keputusan-keputusan pelaksanaan
(implementasi) dalam mengarahkan kegiatan yang telah diprogram.
4) keputusan-keputusan program
perbaikan yang meliputi berbagai kegiatan perubahan, penerusan, terminasi dan sebaginya.
Selain empat jenis keputusan yang telah diungkapkan di
atas, berikut adalah empat jenis strategi evaluasi diantaranya yaitu:
1) strategi pertama berkaitan dengan
penentuan lingkungan tempat terjadinya perubahan, terdapat berbagai kebutuhan yang
tidak atau belum terpenuhi, dan juga berbagai masalah yang mendasari timbulnya
kebutuhan serta kesempatan untuk terjadinya perubahan.
2) strategi kedua yaitu pengenalan dan
penilaian terhadap berbagai kemampuan yang relevan. strategi ini sangat besar
gunanya dalam pencapaian tujuan program dan desain yang berguna untuk mencapai
tujuan-tujuan khusus.
3) strategi ketiga yaitu pendekatan dan
prediksi hambatan yang mungkin terjadi dalam desain procedural atau
implementasi sepanjang tahap pelaksanaan program.
4) strategi keempat berkaita dengan
keefektifan proyek yang telah dilaksanakan, melalui pengukuran dan penafsiran
hasil-hasilyang telah dicapai sehingga
seorang evaluator dapat memilih strategi yang tepat.
4. Prosedur Strategi Evaluasi
a. Evaluasi Kebutuhan dan Feasibility
Evaluasi
kebutuhan dan feasibility ini dapat dilakukan oleh organisasi atau administrator tingkat
pelaksana. dan prosedur yang dilakukan diantaranya yaitu:
1) merumuskan tipe dan jenis mata
pelajaran atau program yang sekarang sedang disampaikan.
2) menetapkan program yang dibutuhkan.
3) menilai (assess) data setempat berdasarkan
tes baku, tes intelegensi, dan tes sikap yang ada.
4) menilai riset yang telah ada, baik
riset setempat maupun riset tingkat nasional yang sama atau berhubungan.
5) menetapkan feasibility pelaksanaan
program sesuai dengan sumber-sumber yang ada (manusiawi dan materil).
6) mengenali masalah-masalah yang
mendasari kebutuhan.
7) menentukan bagaimana proyek akan
dikembangkan guna berkontribusi pada sistem sekolah atau sekolah setempat.
b. Evaluasi Masukan (Input)
Evaluasi masukan melibatkan para
supervisor, konsultan, dan ahli mata pelajaran yang dapat merumuskan pemecahan
masalah. pemecahan masalah haruslah dilihat dari hubungannya dengan hambatannya
contoh: penerimaan pemecahan masalah oleh guru dan siswa, kecakapan kerja
(plaksanaan pemecahan masalah dalam kelas atau sekolah), keampuhan (sejauh mana
usaha pemecahan masalah tersebut), dan biaya ekonomi (berkaitan dengan biaya
pemecahan masalah dengan hasil yang diharapkan).
maka, evaluasi masukan menuju ke
arah pengembangan berbagai strategi dan prosedur, yang dalam pembuatan
keputusannya sangat dibuthkan informasi yang akurat. bukan hanya itu evaluasi
masukan juga berusaha mengenali dimana terjadi atau adanya masalah sehingga
dapat diawasi selama berlangsungnya implementasi.
c.
Evaluasi
Proses
Evaluasi proses
yaitu sistem pengolahan informasi dalam upaya membuat keputusan yang berkenaan
dengan ekspansi, kontraksi, modifikasi, dan klarifikasi strategi pemecahan atau
penyelesaian masalah. dalam hal ini, staf perpustakaan memainkan peran yang
sangat penting, karena mereka secara langsung melakukan monitoring terhadap
desain dan prosedur pelaksanaan program, serta memberikan informasi tentang
kegiatan-kegiatan program.
d. Evaluasi Produk
Evaluasi produk
berkaitan dengan pengukuran hasil-hasil program dan kaitannya dengan
tercapainya tujuan. berbagai variable yang diuji bergantung pada tujuan,
perubahan sikap, perbakan kemampuan, dan perbaikan tingkat kehadiran.
Evaluasi yang
seksama sebaiknya meliputi semua
komponen evaluasi tersebut. Tetapi yang
sering terjadi karena keaadaan yang tidak memungkinkan,
tidak semua komponen mendapat perhatian yang penuh. sehingga administrator
program harus pintar dalam memilih aspek mana yang harus mendapatkan perhatian
yang lebih atau intensif. berdasarkan evaluasi tersebut akan didapatkan
informasi dan data yang valid dan dapat dipercaya dalam upaya pembuatan
keputusan dan program perbaikan.
5. Komponen Desain Evaluasi
Desain Evaluasi
menguraikan tentang, data yang harus dikumpulkan dan analisis data untuk
membuktikan nilai dan efektikitas kurikulum. berikut adalah beberapa komponen
desain evaluasi diantaranya :
a. penentuan garis besar evaluasi
-
identifikasi tingkat pembuatan keputusan.
-
proyek situasi keputusan bagi setiap tingkat pembuatan keputusan dengan
menentukan lokas, focus, waktu dan komposisi alternatifnya.
b. pengumpulan informasi
-
spesifikasi sumber-sumber informasi yang akan dikumpulkan.
-
spesifikasi instrument dan metode pengumpulan informasi yang diperlukan.
-
spesifikasi prosedur sampling ayng akan digunakan.
-
spesifikasi kondisi dan skedul informasi untuk dikumpulkan.
c. organisasi informasi
-
spesifikasi format informasi yang akan dikumpulkan.
-
spesifikasi alat pengkodean, pengorganisasian, dan penyimpanan informasi.
d. Analisis informasi
-
spesifikasi prosedur analisis yang akan dilaksanakan dan spesifikasi alat
untuk melaksanakan analisis.
e. Pelaporan informasi
-
penentuan piahk penerima (audience) laporan evaluasi.
-
spesifikasi alat penyedia informasi pada penerima informasi.
-
spesifikasi format laporan informasi.
-
jadwal pelaporan informasi.
f. administrasi
evaluasi
-
rangkuman jadwal evaluasi
-
penentuan staf dan berbagai tuntutan sumber, serta perencanaan pemenuhan
tuntutan tersebut.
-
spesifikasi alat untuk memenuhi tuntutan kebijakan dalam melaksanakan
evaluasi.
-
penilaian keampuhan desain evaluasi guna menyediakan informasi yang valid,
reliable, credible, dan sesuai dengan waktu yang tersedia.
6. Model-Model Evaluasi Kurikulum
a. Evaluasi model penelitian
Eksperimen lapangan dalam
pendidikan, dimulai pada tahun 1930, dengan menggunakan metode yang biasa
digunakan dalam penelitian botani pertanian. Para ahli botani pertanian
mengadakan percobaan untuk mengetahui produktivitas bermacam-macam benih.
Percobaan serupa juga dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh tanah, pupuk
dan sebagainya terhadap produktivitas suatu macam beih. Model eksperimen dalam
botani pertanian dapat digunakan dalam pendidikan, anak dapat disamakan dengan
benih sedangkan kurikulum serta berbagai fasilitas dan sistem sekolah dapat
disamakan dengan tanah dan pemeliharaannya. Untuk mengetahui tingkat kesuburan
benih (anak) serta hasil yang dicapai pada akhir program percobaan dapat
digunakan dengan tes (pre test dan post test).
Ada beberpa kesulitan yang dihadapi
dalam eksperimen tersebut, yaitu :
-
Kesulitan administrative, sedikit sekali sekolah yang bersedia dijadikan
sekolah eksperimen
-
Masalah teknik dan logis, yaitu kesulitan menciptakan kondisi kelas yang
sama untuk kelompok-kelompok yang diuji.
-
Sulit mencampurkan guru-guru untuk mengajar pada kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol, pengaruh guru-guru tesebut sulit dikontrol
-
Adanya keterbatasan mengenai manipulasi eksperimen yang dapat dilakukan.
b. Evaluasi model objektif (tujuan)
Dalam model objektif , evaluasi
merupakan bagain yang sangat penting dari proses pengembangan kurikulum. Para
evaluator juga mempunyai peranan menghimpun pendapat-pendapat orang luar
tentang inovasi kurikulum yang dilaksanakan. Kurikulum tidak dibandingkan
dengan kurikulum lain tetapi diukur dengan seperangkat tujuan khusus.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengembang model
objektif:
-
Adanya kesepakatan tentang tujuan-tujuan kurikulum
-
Merumuskan tujuan-tujuan tersebut dalam perbuatan siswa
-
Menyususn materi kurikulum yang sesuai dengan tujuan tersebut
-
Mengukur kesesuaian antara perilaku siswa dengan hasil yang diinginkan
7. Proses Evaluasi Kurikulum
Berbagai model
desain kurikulum memerlukan berbagai cara evaluasi yang berbeda pula. salah
satu model evaluasi yang sering digunakan adalah desain tujuan. Evaluasi ini terdiri
dari langkah-langkah sebagai berikut:
·
pelaksanaan evaluasi internal
·
rancangan revisi
·
pendapat ahli
·
komentar yang dapat dpercaya
·
model kurikulum
8. Rencana Evaluasi Kurikulum
Rencana
evaluasi kurikulum menyangkut beberapa aspek pengembangan kurikulum, termasuk
sejumlah metode dan teknik yang sering dipakai dalam bidang lain selain bidang
pendidikan. Evaluasi ini tidak hanya menggunakan satu metode atau dua metode
saja, melainkan menggunakan berbagai metode evaluasi secara terpadu. dalam hal
ini evaluasi bersifat terbuka. metode evaluasi dianggap cocok jika dapat
menghasilkan data yang diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan. evaluasi
yang lengkap meliputi cara pengumpulan
dan pengolahan data, anlisis terpadu dan laporan kesimpulan evaluasi. dalam hal
ini kumpulan data dapat dilakukan dengan cara obeservasi, wawancara, pemberian
kuisioner dan sebagainya.
pada saat
pemilihan teknik evaluasi kurikulum, factor utama yang berkaitan dengan
evaluasi kuantitatif dan evaluasi kualitatif, terdapat beberapa perbedaan
pendapat. ada pihak yang berpendapat bahwa pemilihan kuantitatif dan kualitatif
adalah criteria penilaian keilmiahan evaluasi tersebut. namun, adapula pendapat
yang menyatakan bahwa evaluasi kurikulum memerlukan seperangkat teknik
penilaian dan evaluasi . dalam hal ini, tidaklah mungkin semua data ditunjukan
dengan angka, karena pada kenyataannya banyak data yang terdiri atas pendapat
guru, ahli, atau pengembang kurikulum. menurut pendapat ini, dibandingkan
dengan angka-angka, kesimpulan yang bersifat analisis akan lebih bernilai
terhadap perbaikan kurikulum. oleh karena itu, secara umum dapat disimpulkan
bahwa teknik kuantitatif dan kualitatif harus digunakan secara terpadu.
C. Tujuan Evaluasi Kurikulum
Tujuan evaluasi kurikulum adalah :
1. Menentukan
efektivitas suatu kurikulum/program pembelajaran
2. Menentukan keunggulan dan kelemahan
kurikulum/program pembelajaran
3. Menentukan
tingkat keberhasilan pencapaian hasil belajar peserta didik
4. Menentukan
masukan untuk memperbaiki program
5. Mendeskripsikan
kondisi pelaksanaan kurikulum
6. Menetapkan
keterkaitan antarkomponen kurikulum
D. Fungsi Evaluasi Kurikulum
Fungsi Evaluasi kurikulum, adalah :
· Menurut Tyler :
Untuk memperbaiki kurikulum (melalui hasil belajar à evaluasi produk)
· Menurut
Cronbach :
Untuk memperbaiki kurikulum dan memberi penghargaan
· Menurut Scriven
:
Untuk mengurangi
kekurangan-kekurangan yang ada.
Scriven membedakan evaluasi
kurikulum dalam 2 fungsi yakni Fungsi Formatif dan Fungsi Sumatif
Fungsi Formatif : dilaksanakan apabila kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki
bagian tertentu dari kurikulum yang sedang dikembangkan
Fungsi Sumatif : dilaksanakan apabila kurikulum telah dianggap selesai pengembangannya
(evaluasi terhadap hasil kurikulum)
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari pemaparan materi diatas
maka mendapat suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Evaluasi kurikulum adalah usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kurikulum
yang telah ada untuk menjadi lebih baik dilapangan.
2. Tujuan evaluasi kurikulum adalah memperbaiki kurikulum yang telah ada untuk
mencapai kurikulum yang lebih baik lagi. Dengan evaluasi kurikulum ini kita
dapat mengetahui kelemahan dan keunggulan kurikulum tersebut.
3. Menurut scriven fungsi kurikulum ada 2 yaitu
a. Fungsi Formatif : dilaksanakan apabila kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki
bagian tertentu dari kurikulum yang sedang dikembangkan
b. Fungsi Sumatif : dilaksanakan apabila kurikulum telah dianggap selesai pengembangannya
(evaluasi terhadap hasil kurikulum)
Daftar Pustaka
Arifin
Zainal, 2011, Konsep dan Model
Pengembangan Kurikulum, Bandung :
Rosda.
Hamalik
Oemar, 2011, Kurikulum dan Pembelajaran,
Jakarta : Bumi Aksara
Langganan:
Postingan (Atom)